Biografi Rocky Gerung – Siapa Ia Sebenarnya? Ini Faktanya
Biografiku.com – Biografi Rocky Gerung. Ia mulai dikenal masyarakat dengan komentar-komentar yang cukup kontroversial di masyarakat ketika menjadi pembicara atau narasumber di sebuah stasiun TV di Indonesia.
Rocky Gerung dikenal sebagai seorang dosen, andal filsafat serta pengamat politik. Banyak yang membencinya namun banyak juga yang mengaguminya. Berikut profil dan biografi dari Rocky Gerung.
Biografi Rocky Gerung
Rocky Gerung dilahirkan di Manado, Sulawesi Utara pada tanggal 20 Januari 1959. Tidak diketahui terang bagaimana masa kecil dari Rocky Gerung.
Dilansir dari republika.com, sehabis jawaban sekolah, Rocky Gerung melanjutkan pendidikannya di jurusan ilmu politik fakultas ilmu sosial, Universitas Indonesia pada tahun 1979.
Dari Ilmu Politik ke Jurusan Filsafat
Selama kuliah di Universitas Indonesia, Rocky dekat dengan para penggagas indonesia menyerupai Marsillam Simanjuntak, Hariman Siregar, dan lain-lain.
Namun tak usang sehabis kuliah di jurusan Ilmu Politik, Rocky Gerung memutuskan untuk pindah ke jurusan filsafat dan berhasil menuntaskan kuliahnya pada tahun 1986.
Dosen Filsafat Universitas Indonesia
Fakta unik yang diketahui dari Rocky Gerung yaitu ia tak pernah mengambil ijazah sarjananya dan mengikuti wisuda pasca lulus dari kampusnya di Universitas Indonesia.
Meskipun begitu, setelah menuntaskan kuliahnya tersebut, Rocky Gerung kemudian mengajar di almamaternya Universitas Indonesia sebagai dosen filsafat atas undangan dari kampusnya.
Di jurusan Ilmu filsafat Universitas Indonesia, Rocky Gerung mengajar mata kuliah Dia mengajar mata kuliah filsafat ekonomi, politik, aturan lingkungan, teknologi, dan teori keadilan. Walaupun hanya bergelar sarjana (S1), Rocky Gerung juga mengajar pada mahasiswa kegiatan magister.
Fakta unik lainnya dari Rocky Gerung yaitu ia tak pernah mengambil gajinya sebagai dosen tidak tetap di UI selama 15 tahun mengajar disana. Semua gajinya tersebut, ia sumbangkan pada kampusnya, Universitas Indonesia menyerupai yang ia sebutkan dalam twitternya.
Dipanggil ‘Professor’
Dalam biografi Rocky Gerung diketahui bahwa walaupun hanya bergelar S1 Filsafat namun mahasiswanya biasa memanggil Rocky Gerung sebagai professor sebab kecerdasan serta kejeniusannya dalam berfikir. Rocky juga pernah menjadi pembimbing dari artis Dian Sastrowardoyo ketika menjadi mahasiswa di jurusan ilmu filsafat UI.
Dalam perjalanan hidupnya, Rocky Gerung diketahui belum pernah menikah dan mempunyai istri. Ia juga pernah ditawarkan untuk melanjutkan pendidikan di Perancis namun ia tolak sebab menurutnya ijazah tidak terlalu penting baginya.
Ia behenti mengajar sebagai dosen di Universitas Indonesia pada awal tahun 2015 ketika terbitnya UU No. 14 tahun 2005 yang mensyaratkan bahwa dosen minimal bergelar S2 atau Magister.
Dalam Biografi Rocky Gerung diketahui bahwa ia dekat dengan mantan presiden keempat Indonesia yakni Kiai Haji Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Bersama dengan Azyumardi Azra dan Gus Dur, Rocky Gerung mendirikan Institut Setara, sebuah forum yang bergerak di bidang demokrasi serta hak asasi insan di tahun 2005.
Mulai Dikenal di Masyarakat
Nama Rocky Gerung mulai populer di masyarakat ketika ia sering menjadi narasumber atau pembicara dalam sebuah kegiatan televisi ‘Indonesia Lawyer Club’ di TvOne.
Ia semakin dikenal sebab komentar-komentarnya yang kontrovesialnya ketika menjadi narasumber di televisi dan melalui cuitannya di media umum twitter. Terutama ketika Rocky Gerung menyampaikan bahwa ‘Kitab suci sebagai fiksi’.
Komentarnya itu menciptakan heboh dan menjadi perbincangan di masyarakat. Ia bahkan dilaporkan ke pihak berwajib sebab dugaan penistaan agama. Rocky Gerung dikenal aktif mengkritisi pemerintahan Joko Widodo baik di televisi maupun di media sosial.
Pandangan dan komentarnya itulah yang menciptakan Rocky Gerung semakin dikenal di masyarakat Indonesia. Banyak yang membencinya namun banyak pula yang mengaguminya sebagai sosok yang kritis.
Dalam kesehariannya, selain sebagai seorang pengamat politik, Rocky Gerung diketahui juga aktif menulis di media massa serta menjadi peneliti di Perhimpunan Pendidikan Demokrasi. Ia juga kerap mengisi seminar atau diskusi publik sebagai pembicara di banyak sekali kawasan di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar