Biografi Rene Descartes – Filsuf Perancis
Biografiku.com – Biografi Rene Descartes. Ia dikenal sebagai seorang filsuf kenamaan dan juga populer sebagai seorang matematikawan asal Perancis. Rene Descartes dijuluki sebagai Bapak Filsafat Dunia Modern alasannya pemikiran-pemikirannya. Rene Descartes juga merupakan tokoh yang memiliki tugas penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia.
Biodata Rene Descartes
Nama : René Descartes / Renatus Cartesius
Lahir : Descartes, Perancis, 31 Maret 1596
Wafat : Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650
Orang Tua : Joachim Descartes (ayah), Jeanne Brochard (ibu)
Istri : Francine Descartes
Anak : Helena Jans van der Strom
Biografi Rene Descartes
Rene Descartes dilahirkan di desa La Haye-lah, Descartes, Perancis pada tanggal 31 Maret 1596. Ayahnya bernama Joachim Descartes dan ibunya bernama Jeanne Brochard.
Masa Muda
Waktu muda Rene Descartes ia habiskan di sekolah Yesuit, College La Fleche. Begitu berumur dua puluh, Rene Descartes menerima gelar mahir aturan dari Universitas Poitiers walau tidak pernah mempraktekkan ilmu yang ia sanggup sama sekali.
Meskipun Rene Descartes memperoleh pendidikan yang baik, tetapi ia yakin betul tak ada ilmu apa pun yang sanggup dipercaya tanpa ilmu matematika atau ilmu pasti.
Karena itu, bukannya Rene Descartes meneruskan pendidikan formalnya, ia lalu mengambil keputusan berkelana keliling Eropa dan melihat dunia dengan mata kepalanya sendiri.
Latar belakang keluarga yang berada menciptakan Rene Descartes sanggup berkeliling Eropa dengan leluasa dan mudah. Dari tahun 1616 hingga 1628, Descartes berkeliling kesana-kemari dari satu negeri ke negeri lain.
Rene Descartes bahkan ikut dalam tiga dinas ketentaraan yang berbeda-beda (Belanda, Bavaria dan Honggaria), walaupun sepertinya ia tidak pernah ikut bertempur sama sekali. Ia mengunjungi Italia, Polandia, Denmark dan negeri-negeri lainnya.
Di tahun 1616 hingga 1628, Rene Descartes mengumpulkan apa saja yang dianggapnya merupakan metode umum untuk menemukan sebuah kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
Ketika Rene Descartes berumur tiga puluh dua tahun, Descartes memutuskan memakai metodenya dalam suatu percobaan membangun citra dunia yang sesungguhnya. Dia lantas menetap di Negeri Belanda dan tinggal di sana selama tidak kurang dari dua puluh satu tahun.
Menulis Buku Rules for the Direction of the Mind
Dalam Biografi Rene Descartes diketahui bahwa sekitar tahun 1629, Rene Descartes menulis sebuah buku yang populer yang berjulukan Rules for the Direction of the Mind. Buku ini memperlihatkan garis-garis besar mengenai metodenya dalam memperoleh pengetahuan.
Tetapi, buku yang ia tulis ini tidak komplit dan sepertinya ia tidak berniat menerbitkannya. Namun buku tersebut diterbitkan untuk pertama kalinya, 50 tahun setelah Descartes wafat.
Dari tahun 1630 hingga 1634, Rene Descartes memakai metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam perihal anatomi dan fisiologi, ia melaksanakan penjajakan secara terpisah-pisah.
Menulis Buku Le Monde
Pemikiran Rene Descartes ia fokuskan di bidang-bidang yang berdiri sendiri ibarat optik, meteorologi, matematika dan banyak sekali cabang ilmu lainnya. Rene Descartes lalu menulis hasil-hasil penyelidikan ilmiahnya dalam buku yang disebut Le Monde (Dunia).
Tetapi, di tahun 1633, tatkala buku karya Rene Descartes hampir rampung, ia dengan penguasa gereja di Italia mengutuk Galileo Galilei alasannya menyokong teori Copernicus bahwa dunia ini sebetulnya bulat, bukannya datar, dan bumi itu berputar mengitari matahari, bukan sebaliknya.
Meskipun di Negeri Belanda, Rene Descartes tidak berada di bawah kekuasaan gereja Katolik, Rene Descartes sengat berhati-hati untuk tidak menerbitkan bukunya walau ia pun sebetulnya setuju dengan teori Copernicus.
Menulis Buku Discourse on Method
Sebagai gantinya, di tahun 1637 Rene Descartes menerbitkan bukunya yang sangat populer berjudul Discourse on the Method for Properly Guiding the Reason and Finding Truth in the Sciences (biasanya diringkas saja Discourse on Method).
Discourse ditulis dalam bahasa Perancis dan bukan Latin sehingga semua kalangan intelegensia sanggup membacanya, termasuk mereka yang tak peroleh pendidikan klasik. Sebagai pelengkap Discourse ada tiga esai.
Dalam Biografi Rene Descartes, ia menyuguhkan contoh-contoh penemuan-penemuan yang telah dilakukannya dengan memakai metode itu. Tambahan pertamanya Optics, Descartes menjelaskan aturan pelengkungan cahaya (yang sesungguhnya sudah ditemukan oleh Willebord Snell).
Dia juga mempersoalkan duduk kasus lensa dan pelbagai alat-alat optik, melukiskan fungsi mata dan pelbagai kelainan-kelainannya serta menggambarkan teori cahaya yang hakekatnya versi pemula dari teori gelombang yang belakangan dirumuskan oleh Christian Huygens.
Tambahan keduanya terdiri dari perbincangan ihwal meteorologi, Descartes membicarakan soal awan, hujan, angin, serta klarifikasi yang sempurna mengenai pelangi.
Dia mengeluarkan sanggahan terhadap pendapat bahwa panas terdiri dari cairan yang tak tampak oleh mata, dan dengan sempurna ia menyimpulkan bahwa panas yaitu suatu bentuk dari gerakan intern.
(Tetapi, pendapat ini telah ditemukan lebih dulu oleh Francis Bacon dan orang-orang lain). Tambahan ketiga Geometri, ia mempersembahkan sumbangan yang paling penting dari kesemua yang disebut di atas, yaitu penemuannya perihal geometri analitis.
Ini merupakan langkah kemajuan besar di bidang matematika, dan menyediakan jalan buat Newton menemukan Kalkulus. Mungkin, bab paling menarik dari filosofi Descartes yaitu caranya ia memulai sesuatu.
Meneliti sejumlah besar pendapat-pendapat yang keliru yang umumnya sudah disepakati orang, Descartes berkesimpulan untuk mencari kebenaran sejati ia mesti mulai melaksanakan langkah yang polos dan jernih.
Untuk itu, ia mulai dengan cara mencurigai apa saja, apa saja yang dikatakan gurunya. Meragukan iktikad mencurigai pendapat yang sudah berlaku, mencurigai keberadaan alam di luar dunia, bahkan mencurigai eksistensinya sendiri. Pokoknya, mencurigai segala-galanya.
Buku Meditations on First Philosophy
Di tahun 1641, Rene Descartes menerbitkan bukunya yang termasyhur berjudul Meditations on First Philosophy. Dan bukunya Principles of philosophy muncul tahun 1644. Ke dua buku itu aslinya ditulis dalam bahasa Latin dan terjemahan Perancisnya terbit tahun 1647.
Meskipun Descartes seorang penulis yang lincah dengan gaya prosanya yang manis, nada tulisannya terasa kuno. Betul-betul ia tampak (mungkin akhir pendekatannya yang rasional, ia ibarat cendikiawan era tengah.
Sebaliknya Francis Bacon, walau dilahirkan tiga puluh lima tahun sebelum Descartes, nada tulisannya modern). Tergambar terang dalam tulisan-tulisannya, Descartes seorang yang teguh kepercayaannya perihal adanya Tuhan.
Dalam aliran Rene Descartes, Dia menganggap dirinya seorang Kristen yang patuh; tetapi gereja Kristen tidak menyukai pandangan-pandangannya, dan hasil karyanya digolongkan ke dalam “index” buku-buku yang terlarang dibaca.
Bahkan di kalangan Protestan Negeri Belanda (waktu itu mungkin negeri yang paling toleran di Eropa), Descartes dituduh seorang atheist dan menghadapi kesulitan dengan penguasa. Tahun 1649 Descartes mendapatkan tawaran proteksi keuangan yang tidak mengecewakan dari Ratu Christina, Swedia, semoga tiba ke negerinya dan menjadi guru pribadinya.
Namun Descartes amat kecewa saat ia tahu sang Ratu ingin diajar pada jam lima pagi hari. Dia khawatir udara pagi yang hambar sanggup membuatnya mati.
Rene Descartes Wafat
Apa yang ia takutkan menjadi kenyataan. Rene Descartes terkena pneumonia. Ia meninggal 11 Februari 1650. Cuma empat bulan setelah hingga di Swedia.
Komentar
Posting Komentar