Biografi Rasuna Said, Cerita Jagoan Perempuan Yang Mengangkat Martabat Wanita
Biografiku.com – Profil dan Biografi Rasuna Said. Ada banyak sekali satria perempuan inspiratif di Indonesia. Salah satunya HR. Rasuna Said. Beliau seorang orator perempuan yang mencoba mengangkat martabat perempuan dan memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia kala itu.
Ia juga ditakuti penjajah belanda. Karena tugas beliau, namanya dipakai sebagai nama jalan di Ibu kota jakarta. Untuk mengenalnya lebih lanjut, kita bahas perihal profil dan Biografi dari Rasuna Said dan perjalanan hidupnya.
Biografi Rasuna Said Singkat
Rasuna Said lahir pada 14 september 1910 Di Agam, Sumatera barat. Wanita Minang ini mempunyai nama lengkapnya Hajjah Rangkayo Rasuna Said atau dikenal dengan nama HR Rasuna Said. Ayahnya berjulukan Muhammad Said.
Masa Kecil
Dalam profil Rasuna Said yang ditulis oleh Esti Nurjanah (2017) diketahui bahwa keluarga Rasuna Said berasal kalangan terpandang di Sumatera Barat yakni kalangan ulama yang sangat dihormati dan juga dari kalangan pengusaha.
Tokoh Sumatera Barat ini diketahui semenjak kecil aktif mengikuti aneka macam pengajian. Lulus SD, pribadi meneruskan sekolah ke pondok pesantren Ar-Rasyidiyah. Saat itu dia satu-satunya santri perempuan di pesantren tersebut.
Masa Remaja
Di usia remaja, Rasuna Said kemudian masuk sekolah agama di Diniyah Putri Padang Panjang. Setelah menuntaskan pendidikan formalnya, dia menjadi guru di Diniyah Putri Panjang. Ia tidak hanya mengajarkan perihal agama.
Namun juga motifasi ke anak perempuan untuk sanggup menggapai harapan tinggi. Perempuan harus sanggup lebih maju daripada laki-laki. Selain itu perlakukan tidak adil ke perempuan harus dilawan.
Dalam biografi Rasuna Said yang dikutip dari Jajang Jahroni dalam bukunya yang berjudul Haji Rangkayo Rasuna Said: Pejuang Politik dan Penulis Pergerakan (2002), Rasuna Said diketahui menikah pada usia 19 tahun. ia menikah dengan laki-laki berjulukan Duski Samad yang menjadi mentornya kala itu.
Walaupun kala itu ijab kabul antara Rasuna Said dan Duski Samad banyak ditentang alasannya yakni latar belakang keluarga Duski Samad yang dari keluarga biasa berbeda dengan Rasuna Said.
Namun ijab kabul kedua tidak bertahan usang alasannya yakni Rasuna Said menentukan untuk bercerai disebabkan lantaran kesibukan masing-masing dan kurangnya komunikasi antara keduanya.
Dalam perjalanan hidupnya, Rasuna Said diketahui sangat menentang poligami. Ia bahkan lebih menentukan bercerai dibanding poligami. Seperti sajak yang ia tulis yang termuat dalam buku The Indonesian Women Struggle and Achievments karya Cora Vreede-de Stuers (1970)
..Itu memang ketentuan adat
..Agama pun menetapkan demikian
..Biarkan suamimu pergi dengan tenang
..Biarkan ia tersenyum dan bernyanyi
..Dan kamu jangan sakit hati
Pada usia 20 tahun, dia berhenti menjadi guru. Karena dia merasa belum sanggup melaksanakan perubahan. Kemudian ia mulai ikut di organisasi pergerakan yang memperjuangkan kaum wanita.
Ia menjadi sekretaris di Sarekat Rakyat (SR) dan ikut di gerakan Islam Modern Soematra Thawalib. Dia juga mendirikan Persatoean Moeslimin Indonesia (PERMI) di Bukit Tinggi sekitar tahun 1930.
Memperjuangankan Hak-Hak Wanita Indonesia
Di dalam acara sosial, dia selalu berorasi perihal hak -hak perempuan. Ini merupakan salah satu bentuk usaha Rasuna Said. Bahkan ia berani mengkritik pemerintah kolonial belanda. Orasinya selalu menerima derma dari rakyat pribumi, namun ditentang oleh pemerintahan belanda.
Karena merasa terancam, pemerintah kolonial belanda mengasingkannya ke Semarang. Dia asingkan sekitar tahun 1932 dan ketika itu ia berusia 22 tahun.
Walaupun di tahan, dia tidak pernah berhenti memperjuangkan hak-hak perempuan yang terlupakan. Sekitar tahun 1935, Dia menjadi seorang jurnalis. Dia sering menulis aneka macam kritikan untuk penguasa ketika itu.
Dia menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah raya di semarang. Di Semarang dia juga bergabung dengan PERMI. Namun lantaran perlawanan tokoh PERMI di semarang kurang bagus, dia menetapkan untuk pindah ke Medan.
Mendirikan Perguruan Poeteri
Saat usia 27 tahun, dia mendirikan Perguruan Poeteri di Medan. Dia juga menciptakan majalah mingguan yang berjulukan Menara Poeteri. Rasuna Said konsisten memperjuangkan hak-hak perempuan indonesia yang dilupakan. Di majalah tersebut juga mempunyai slogan yang sama dengan slogan Ir Soekarno “ Ini dadaku, Mana dadamu”.
Koran mingguan ini tidak hanya berbicara perihal perempuan. Namun juga berbicara perihal undangan pribumi untuk melaksanakan pergerakan. Atau lebih dikenal dengan nama antikolonialisme. Kurangnya modal, menciptakan dia harus rela menutup majalah ini.
Ia kembali ke kampungnya di sumatera barat. Disana dia tetap berorasi untuk perempuan dan kemerdekaan indonesia.
Setelah indonesia merdeka, Ia tetap aktif di organisasi.
Seperti di komiter nasional indonesia dan Badan penerangan perjaka indonesia. dia juga pernah menjadi anggota dewan perwakilan sumatera, dewan legislatif republik indonesia serikat, dewan pertimbangan agung .
Rasuna Said Wafat
Rasuna Said wafat di jakarta pada 2 November 1965 di usia 55 tahun. ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata di jakarta.
Karena semua perjuangannya membela hak kaum perempuan, dia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1974 oleh pemerintah dan namanya dipakai sebagai jalan protokol di kawasan kuningan Jakarta.
Rasuna Said dan RA Kartini
Rasuna Said dikenal sebagai Singa Podium dan Oratur ulung. Rasuna Said mempunyai kesamaan dengan RA Kartini yakni sama-sama sebagai salah satu satria nasional dan sama-sama memperjuangkan hak-hak perempuan Indonesia. Mereka berdua juga masing-masing mendirikan sekolah perempuan demi kemajuan martabat perempuan Indonesia kala itu.
Namun terdapat perbedaan pandangan antara keduanya, yakni Rasuna Said sangat menentang Poligami sementara Kartini mendapatkan poligami.
Rasuda Said merupakan salah satu sosok satria perempuan Indonesia yang berfikiran maju. Ia beropini bahwa perempuan Indonesia harus berfikir mengenai kebebasan dan juga harus ikut berpartisipasi dalam usaha kemerdekaan Indonesia. Itulah sedikit info perihal profil dan Biografi Rasuna Said. Semoga bermanfaat bagi pembaca.
Komentar
Posting Komentar